BTM.CO.ID, JAMBI – Harianto, pemuda kelahiran Kecamatan Nipah Panjang, Tanjung Jabung (Tanjab) Timur, Jambi mengaku sedih saat berada di kampungnya.
Kesedihan dan sekaligus bentuk geram, takkala melihat kondisi jalan di kampung halamannya mengalami kerusakan yang sangat parah.
Menurut lelaki berperawakan gempal ini, kondisi jalan yang rusak parah ini telah berlangsung bertahun-tahun.
Dan jalan yang tidak layak ini, katanya menambahkan, selalu menjadi persoalan utama bagi masyarakat Tanjung Jabung Timur.
“Seolah-olah, wilayah ini tidak ada gubernur, bupati dan wakil rakyatnya,” ujar Harianto, pria keturunan Bugis itu memulai percakapan belum lama ini.
Disebutkannya, sebelum lahir, dan saat sejak kecil, kerusakan jalan ini selalu menjadi persoalan utama masyarakat.
“Tidak ada perubahan dari dulu. Diperbaiki sedikit, rusak lagi, dan hanya bisa bertahan beberapa bulan,” katanya.
Daeng, sapaan Harianto ini mengakui adanya jalan yang dilakukan perbaikan. Namun sayang, tambahnya, perbaikan yang dilakukan tidak sebanding dengan kerusakan jalan yang terjadi.
Dengan tegas Bendahara Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kepri ini menyebutkan rincian wilayah yang jalan rusak parah yakni Mendahara, Siau, Berbak, Kampung Laut, Geragai, Petrochina, Muara Sabak, Lambur Luar, Lambur Dalam, Teluk Serdang, Rantau Rasau, dan Nipah Panjang.
“Lucunya, jalan itu kadang separuh-paruh di bangun. Tidak merata. Bisa dibilang, hampir keseluruhan Kabupaten Tanjung Jabung Timur rusak,” ujarnya.
Sebagai perantau saat tiba di Kampung Halamannya, Daeng menyampaikan kepasrahan masyarakat.
Menurut masyarakat, katanya menegaskan, problem jalan rusak ini seolah-olah tidak ada solusi. Bahkan, terkesan ada pembiaran. Sehingga, jalan tersebut tak kunjung diperbaiki.
“Saya jadi bertanya-tanya, apakah pemerintah daerah sini, tidak memiliki solusi atau ide menuntaskan permasalahan ini. Bagaimanapun ini adalah tanggungjawab mereka,” tuturnya.
Lebih jauh, Harianto mengatakan bahwa penderitaan masyarakat terus bertambah, dengan kurangnya fasilitas kesehatan. Sehingga, jika ada yang sakit dan berobat, terkadang harus dibawa menuju ke Kota Jambi.
“Bayangkan dengan jalan yang rusak parah ini, ambulance yang tidak bisa melintas jalan ini. Terkadang, kami mendapat kabar, orang sakit ini sudah meninggal di dalam perjalanan,” ujarnya.
Sebagai putra daerah Tanjung Jabung Timur, Harianto merasa prihatin melihat kondisi kampung halamannya. ( BTM /jmsi)