BTM.CO.ID, JAKARTA – Sejauh ini Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki siaran televisi (TV). Sebanyak 701 stasiun TV nasional dan daerah siaran setiap hari. Hal itu disampaikan oleh Direktur Penyiaran Ditjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Geryantika Kurnia.
“Kenapa banyak, karena stasiun TV kita itu mayoritas tayang secara lokal, tapi bergabung dalam jaringan nasional. Hampir 80 persen stasiun TV swasta yang membuat jaringan,” terangnya dalam webinar Merdeka Digital: TV Lokal Komunitas di Era Siaran TV Digital,” Jumat (20/8).
Lalu, apa manfaat digitalisasi penyiaran bagi TV Komunitas dan TV Lokal?
Gery mengatakan, perbedaannya terdapat pada kualitas gambar yang bersih dan suara jernih. Lembaga penyiaran juga akan meningkatkan kualitas konten dan kepemirsaan.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah bersama dengan LPS pemenang pengelolaan MUX tengah mempersiapkan bantuan STB (set up box) bagi warga yang tidak mampu.
Saat ini sedang dalam tahap validasi data penerima. Hal ini wujud komitmen pemerintah memastikan setiap warga negara terpenuhi hak mendapatkan informasi.
Pemerintah menargetkan analog swith off akan merata di seluruh Indonesia pada bulan November 2022. Para stakeholder pemerintah mulai sibuk untuk menyiapkan pengalihan menuju TV digital.
“Kami berusaha mengajak pemirsa di wilayan siaran kami bahwa nanti jika sudah digitalisasi nanti, pemirsa akan melihat TV yang lebih jernih dan canggih,” ujar Wakil Direktur Program dan Jaringan Jawa Pos Multimedia, Emar Pasha Amangku.
Sementara, TVRI selaku lembaga penyiaran plat merah menjadi leading sector untuk program nasional analog switch off bagi seluruh stasiun TV.
“TVRI punya 361 pemancar, jauh lebih besar dibandingkan TV swasta. TVRI dijadikan oleh pemerintah sebagai garda terdepan untuk analog switch off,” kata Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno.
Di sisi lain, industri penyiaran juga harus menyiapkan berbagai hal untuk menyambut digitalisasi TV. Direktur Program Magister Teknologi dan Rekayasa Universitas Gunadarma, Tb. Maulana Kusuma mengatakan industri TV harus menyiapkan content creator yang banyak dan baik dalam menyambut TV digital. Selain itu juga mengembangkan teknologi, aksesibilitas, SDM dan pembiayaan untuk mengembangkan penyiaran TV digital. (Btm / r)