BTM.CO.ID, JAKARTA – Banyak amalan baik dan penuh makna yang dapat dilakukan di momen bulan Ramadan penuh berkah, salah satunya adalah dengan berbagi kasih serta silaturahmi terhadap saudara sesama, khususnya perempuan dan anak. Manfaat dan kebaikan berbagi di bulan Ramadan yang penuh berkah, tidak hanya diterima oleh pemberi, namun juga membawa menfaat bagi penerima. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengapresiasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) yang menginisiasi kegiatan IWAPI Berbagi Kasih Ramadan kepada kaum dhuafa yang terkena dampak ekonomi dan musibah Covid-19 dan anak yatim piatu di DKI Jakarta.
“Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada IWAPI yang didukung oleh Hotel Borobudur karena telah mencurahkan perhatian penuh kepada kaum dhuafa yang terkena dampak ekonomi dari musibah Covid-19 serta anak yatim piatu di wilayah DKI Jakarta. Semoga kegiatan ini dapat menjadi pengingat untuk terus berbagi dan bersilaturahmi bagi sesama manusia serta dapat mendorong pemulihan ekonomi dan terwujudnya perempuan Indonesia yang maju dan berdaya.” ujar Menteri PPPA melalui virtual, Minggu (17/4).
Seperti yang diketahui, perempuan memiliki peran dan jasa yang besar dalam menumbuh kembangkan perekonomian di Indonesia, terutama melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dilansir dari data terakhir Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM), dari total UMKM di Indonesia yang berjumlah 65.5 juta, 64 jutanya adalah usaha mikro dimana lebih dari setengahnya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Kementerian KUKM juga mencatat bahwa pemilik dan pengelola UMKM perempuan cenderung akan mempekerjakan perempuan lain dalam menjalankan usahanya.
“Kemunculan UMKM perempuan memiliki efek multiplier terhadap kesejahteraan perempuan secara keseluruhan karena telah turut serta membuka lapangan pekerjaan bagi perempuan lainnya.” tutur Menteri PPPA.
Menteri PPPA juga menyampaikan, digemarinya UMKM sebagai sarana untuk memberdayakan diri secara ekonomi bagi para perempuan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya: (1) berwirausaha dianggap memiliki jam kerja yang lebih fleksibel sehingga menyediakan ruang yang lebih luas bagi perempuan untuk dapat membagi waktu dengan pekerjaan rumah tangga; dan (2) dalam menjalankan usaha, perempuan lebih cakap dalam mengelola keuangan karena telah lama terbiasa dalam mengelola keuangan rumah tangga.
Meskipun kini UMKM telah menjadi primadona bagi perempuan dalam pemberdayaan secara finansial, namun masih banyak hambatan dan kendala yang dialami oleh para perempuan untuk dapat berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi. Ketiadaan dukungan keluarga, sulitnya pembagian waktu dengan tugas domestik, hingga terbatasnya akses permodalan menjadi masalah klasik bagi perempuan yang akan atau sedang terjun dalam dunia kewirausahaan. Selain itu, pandemi Covid-19 juga berhasil melumpuhkan geliat perekonomian secara global juga menjadi salah satu dari sekian banyak tantangan dan hambatan yang di hadapi oleh para perempuan penggiat ekonomi.
“Saat ini, pemerintah telah memberikan dukungan terhadap kewirausahaan perempuan melalui dibentuknya Strategi Nasional Keuangan Inklusi Perempuan (SNKI-P) untuk memastikan bahwa semua perempuan pelaku usaha di Indonesia memiliki pengetahuan, kapasitas, sumber daya, dan peluang untuk dapat mencapai dan menikmati pemberdayaan ekonomi. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) juga telah turut serta dalam mendukung perkembangan UMKM di masa pandemi ini.” ujar Menteri PPPA.
Lebih lanjut, Menteri PPPA menjelaskan dukungan KemenPPPA kepada wirausaha perempuan dilaksanakan melalui Program Pelatihan Kewirausahaan Berperspektif Gender bagi Perempuan Rentan, yang ditujukan kepada perempuan kepala keluarga, perempuan penyintas kekerasan, dan perempuan penyintas bencana serta mendorong kemampuan wirausaha perempuan dalam literasi digital melalui Kerjasama dengan dunia usaha.
“Saya berharap sinergi antara KemenPPPA dan IWAPI yang telah dilakukan agar dapat ditingkatkan dalam membantu keberlangsungan usaha UMKM perempuan dengan lebih baik lagi, dan menjangkau serta memberi pendampingan lebih banyak lagi kepada perempuan rentan, khususnya kepada perempuan penyintas kekerasan yang akan kami fokuskan di tahun ini.” harap Menteri PPPA.
Dengan banyaknya dukungan bagi pelaku UMKM perempuan dari berbagai macam elemen diharapkan dapat memaksimalkan dan mengembangkan potensi-potensi pelaku UMKM perempuan sehingga dapat berkontribusi dalam perekonomian di Indonesia, khususnya memulihkan perekonomian pasca pandemi Covid-19, dan terwujudnya perempuan-perempuan Indonesia yang mandiri dan berdaya secara ekonomi. ( BTM /r)