BTM.CO.ID, BATAM – PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Utama Cabang Batam, menyalurkan dana bansos Kartu Sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos), sekaligus melakukan geotagging sebagai bentuk verifikasi terhadap keluarga penerima manfaat (KPM).
Geotagging dapat diartikan sebagai penanda tempat. Fungsinya untuk menandai lokasi saat foto tersebut dibuat. Geotagging berfungsi untuk memudahkan pelacakan dan menemukan informasi mengenai keberadaan lokasi suatu bangunan.
Saat digunakan untuk pembagian dana bansos, geotagging akan membantu Kemensos melakukan verifikasi data KPM, sehingga terjadi kecocokan antara data dengan kondisi asli penerima bantuan. Pengguna geotagging ini untuk menghindari penyaluran bantuan yang salah sasaran.
Executive General Manager PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Utama Cabang Batam, Fernanda W.R, mengatakan hingga saat ini Kantor Cabang Utama Batam, sudah menyelesaikan geotagging terhadap 79,9 persen dari target 39.869 Kelompok Penerima Manfaat (KPM). Atau hanya tersisa geotagging dan foto rumah terhadap 7.389 KPM.
“Kita memiliki petugas geotagging sebanyak 32 orang, dengan target 77 KPM tiap orangnya. Untuk sisanya berada di pulau Galang, Bulang, Karimun dan Kuala Kampar,” ungkap Fernanda, dalam keterangan pers, Minggu (29/5/2022).
Diakui Fernanda, proses geotagging di daerah kepulauan bukanlah perkara gampang. Pasalnya, petugas juru bayar dihadapkan dengan berbagai tantangan. Mulai dari jarak tempuh, kondisi alam, serta kondisi tempat yang akan digeotagging sendiri.
“Melakukan geotagging di pulau-pulau tak mudah. Contohnya, pelantar di pulau-pulau banyak yang sudah rusak, tak hanya susah menaikinya, bahkan petugas kami ada yang jatuh karena pelantarnya patah,” kata Fernanda. Namun, kondisi tersebut tak menyurutkan niat juru bayar untuk menyalurkan bantuan dan melakukan geotagging.
Adanya kendala tersebut diakui Yustina, salah seorang juru bayar yang bertugas ke pulau-pulau yang ada di wilayah Batam. Di antara pengalamannya ketika menuju lokasi cuaca buruk. Ombak yang besar sampai membasahi pakaianya.
“Pertama gelombang besar, datang sewaktu waktu. Ada lagi waktu laut surut harus jalan jauh. Atau naik pelantar tinggi, kita tak tahu, kadang sudah ada yang rapuh. Tapi kami tetap menjalankan tugas kami sebagai juru bayar,” kata Yustina.
Sementara Executive Vice President PT Pos Indonesia Regional 1 Medan Dino Aryadi mengatakan dengan waktu yang tersisa kurang lebih 10 hari pihaknya harus menyelesaikan 1,5 juta geotagging KPM. Sehingga pihaknya juga bekerja sama dengan mayarakat, mahasiswa, remaja masjid, karang taruna yang ada di wilayah kerja masing-masing.
“Mudah-mudahan dengan waktu yang tersisa seluruhnya dapat diselesaikan,” harapnya.(BTM /r)