Lebih lanjut ia berharap dengan adanya kerja sama ini terdapat manfaat ekonomi bagi Batam yakni menarik investasi swasta asing maupun domestic untuk pengembangan Bandar Udara HN sebesar Rp. 6,9 Triliun, meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Batam melalui pembukaan 11 rute internasional baru, efisiensi dalam hal pengelolaan pergerakan barang dan penumpang, transfer of konwledge dari IIAC, menumbuhkan industry, terbukanya lapangan kerja dan menggeliatkan ekonomi Batam, Kepulauan Riau.
Terlebih posisi Bandara Hang Nadim yang sangat strategis berada di jalur lalu lintas internasional Selat Malaka dan Asia Tenggara, serta berdampingan dengan pelabuhan kargo dan kawasan industri, membuat Bandara Udara Hang Nadim diyakini dapat menjadi Hub Destinasi Penerbangan dan Logistik baik di wilayah domestik maupun internasional.
Hal tersebut didukung kuat oleh peran IIAC (Incheon International Airport Corporation) dalam pengembangan Bandara Hang Nadim Batam.
Hal ini semakin menguatkan optimisme bahwa kolaborasi baru ini akan melesatkan Batam menjadi hub baru yang akan meningkatkan pasar industri aviasi Indonesia. Proyek ini juga akan menjadi bagian penting dari hubungan kerja sama kedua negara yang telah terjalin dengan apik antara pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan.
Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam sebagai hub kargo internasional dilakukan dengan upaya menarik trafik kargo dari Amerika dan Eropa agar dapat transit di Batam untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Australia.
Selain itu, Bandara Hang Nadim Batam juga dapat menjadi alternatif transit bagi maskapai-maskapai nasional yang akan mengeksplorasi pengoperasian rute khusus kargo dari dan ke China, Jepang, India, Timur Tengah, tanpa harus ke Singapura.
Sementara itu, untuk hub kargo domestik, peran Angkasa Pura I ditopang melalui anak perusahaan yaitu PT Angkasa Pura Logistik yang akan menjadikan Bandara Hang Nadim sebagai hub kargo untuk rute Sumatera, Jawa, dan wilayah timur Indonesia seperti Balikpapan, Makassar, dan lainnya.
Kolaborasi yang apik dari Konsorsium PT Angkasa Pura I, Incheon International Airport Corporation dan PT Wijaya Karya diyakini akan memiliki kekuatan mendorong pemasaran rute internasional, baik penumpang maupun kargo, dari Asia dan Eropa.
Sementara itu, President and CEO Incheon International Airport Corporation (IIAC) Kyung-Wook Kim mengatakan, Penandatanganan perjanjian kerja sama hari ini merupakan proyek kerja sama Pemerintah-Swasta jangka panjang pertama Korea di luar negeri. Oleh karena itu hal ini menandai tonggak penting dalam kerja sama masa depan antara Korea dan Indonesia di sektor penerbangan. Bandara Incheon hingga saat ini telah mengukuhkan posisinya sebagai bandara hub utama yang menghubungkan dua pasar penerbangan terbesar di dunia, Asia dan Amerika Utara.
”Partisipasi kami dalam proyek ini akan mendukung pengembangan kedua bandara di masa depan, menciptakan sinergi di berbagai bidang pembangunan dan pengoperasian bandara. Sinergi ini dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan penerbangan Bandara Incheon yang kuat di Asia Timur Laut dan Amerika dan menghubungkannya dengan Bandara domestik Batam rute untuk memperluas konektivitas”. Katanya.
Bandara Hang Nadim akan menjadi portofolio bandara di Indonesia yang juga akan melayani penumpang internasional dengan tujuan wisata. Melalui salah satu strategi pemasaran K-Culture Marketing yang diusung oleh IIAC maka Batam akan menjadi destinasi wisata baru yang akan mampu mendongkrak kedatangan wisawatan mancanegara.
Direktur Utama PT. Bandara Internasional Batam Pikri Ilham K. mengatakan dengan kolaborasi dan keahlian masing-masing anggota konsorsium akan memberikan nilai tambah dan kontribusi lebih terhadap perekonomian wilayah Batam dan sekitarnya.
“Sebagai badan usaha pelaksana perwakilan konsorsium Angkasa Pura I, kami berkomitmen untuk menjalankan strategi pengelolaan dan pengembangan Bandara Hang Nadim Batam sesuai yang telah ditetapkan pemimpin konsorsium, yaitu Angkasa Pura I yang didukung oleh anggota konsorsium yaitu Incheon International Airport Corporation dan Wijaya Karya.” ujar Direktur Utama PT Bandara Internasional Batam Pikri Ilham K.
Dalam pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam, anggota Konsorsium Angkasa Pura I memiliki perannya masing-masing. Sebagai pemimpin konsorsium, Angkasa Pura I akan bertanggung jawab dalam hal manajemen operasional dan komersial secara umum. Sementara itu, IIAC memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam hal pemasaran dan strategi pengembangan bandara secara umum. Sedangkan WIKA selaku BUMN bidang konstruksi yang terintegrasi dengan industri pendukungnya memiliki tanggung jawab dalam hal manajemen infrastruktur bandara.
Turut hadir dalam kegiatan, Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Indonesia, yang diwakili oleh Konsuler Transportasi dan Infrastruktur, Mr. Kim Dongjin; Gubernur Kepri dalam hal ini diwakili oleh Asisten II Ekonomi Pembangunan Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum; Direktur Utama PT Bandara Internasional Batam, Bapak Pikri Ilham Kurniansyah beserta jajaran; CEO of Incheon International Airport Corporation, Mr. Kim Kyung Wook; Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Bapak Faik Fahmi dan jajarannya; Direktur Utama PT Wijaya Karya, Bapak Agung Budi Waskito bersama jajarannya; Wakil Kepala dan Para Anggota beserta seluruh jajaran BP Batam serta Pimpinan Kementerian/Lembaga juga FKPD Tk I dan II yang hadir secara langsung maupun virtual. ( BTM /r)