Kemenhub Kuatkan Pulau Nipa – Kota Batam lewat Regulasi dan Kolaborasi

  • Bagikan
Plt Direktur Kepelabuhan Ditjen Hubla Kemenhub RI, Mahsyud - btm.co.id /ist

BTM.CO.ID, BATAM – Plt Direktur Kepelabuhan Ditjen Hubla Kemenhub RI, Mahsyud, memastikan Kementerian Perhubungan RI akan menguatkan Pulau Nipa, Batam, Kepulauan Riau, lewat regulasi dan kolaborasi lintas instansi sipil/militer untuk menjamin keberlangsungan investasi di pulau terluar itu.

Khusus untuk angkatan laut, karena itu wilayah laut, “Kami sudah sering berkoordinasi terutama difasilitasi oleh Menko Marves (Luhut Binsar Panjaitan), apa yang akan dilakukan, sedang dilakukan atau telah dilakukan. Kami saling menyampaikan informasi, tujuannya untuk menyukseskan agenda penting ini,” kata Mahsyud, ketika melakukan zoom meeting dengan media ini, Kamis 16 Maret 2023.

Dia katakan koordinasi antarinstansi dan stakeholder terkait pembangunan kawasan Pulau Nipa hasilnya perlu ditindaklanjuti dan disosialisasikan kepada mitra serta pengguna jasa. Sehingga apa yang sudah menjadi tugas dan kewenangan masing-masing instansi dapat diimplementasikan sesuai peraturan dan perundang-undangan.

Sepanjang semua sudah sesuai ketentuan, tambah Mahsyud, pemerintah melalui pihak berwenang akan terus mendukung eksistensi kegiatan di Pulau Nipa apalagi seluruh Kemenko terkait turut terlibat di dalamnya. “Kami aktif berkoordinasi dalam rangka menyukseskan agenda ini,” katanya.

BACA JUGA:   SPAM Batam Cek Tagihan Air Tanpa Aplikasi Melalui HP

Mahsyud menegaskan pemberian konsesi kepada BUP PT Asinusa Putra Sekawan di Pulau Nipa mengacu kepada ketentuan Peraturan Kementerian Perhubungan Nomor 50 Tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. Dimana pengurusan wilayah tertentu di perairan yang berfungsi sebagai pelabuhan atau dikenal sebagai STS (Ship to Ship) transfer telah dikelola oleh otoritas Tanjung Balai Karimun.

“Bekerjasama dengan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) PT Asinusa Putra Sekawan, sudah dilaksanakan sejak tahun 2012. Kemudian disesuaikan melalui konsesi,” kata Mahsyud.
Konsesi itu sendiri, menurut Mahsyud, sudah dilaksanakan secara prosedur dan proper, sesuai ketentuan perundang-undangan. Aspek utama telah memenuhi kajian kelayakan pengurusan wilayah tertentu yang berfungsi sebagai pelabuhan.

Kemudian, lanjut Mahsyud, konsesi BUP Pulau Nipa telah melalui proses audit BPKP atau review perhitungan jangka waktu konsesi dan fee konsesi (jadi ada pelajaran fee dan pelajaran durasi yang dilakukan oleh BPKP).

BACA JUGA:   Amsakar Ajak Iwakusi Terus Tingkatkan Kekompakan dan Kebersamaan

Pemberian konsesi ini juga salah satu bentuk dukungan dan eksistensi sektor transportasi di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan di perairan Pulau Nipa. “Tentunya dijalankan secara sinergi dengan rencana besar pemerintah untuk pengembangan Pulau Nipa sebagai kawasan otonomi berbasis pertahanan,” kata Mahsyud.

Dia menjelaskan Kemenhub sudah cukup lama bekerja sama dengan Asinusa sehingga diberikan wilayah konsesi kepada PT Asinusa melalui proses yang melibatkan instansi lain.

Pemberian konsesi yang di dalamnya ada fee dan masa konsesi itu sendiri, menurut Mahsyud, menjadi bentuk konsistensi pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dalam menjamin keberlangsungan investasi di wilayah Pulau Nipa.

Konsesi itu memberi ruang kepada BUP untuk memastikan bahwa seluruh proses bisnis dan layanan dapat diberikan secara optimal.

“Tentunya sejalan dengan aspek penguatan regulasi yang menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan.”

Kemenhub, lanjut Mahsyud, juga mendorong kegiatan konsesi di Pulau Nipa Batam melalui digitalisasi layanan, pelaporan maupun perizinan, termasuk pengawasan. Ini akan menjadi pelindung yang kuat untuk meminimalkan penyimpangan yang terjadi di lapangan.

BACA JUGA:   Kunker di Batam, Amsakar Turut Sambut Kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno

“Kementerian Perhubungan akan memberikan penguatan yang menjadi kewenangan kami melalui penguatan dari sisi aturan, karena itu yang bisa kami lakukan,” janji Mahsyud.

Penguatan itu dilakukan secara komprehensif sejak perencanaan, pembangunan atau pengembangan maupun dioperasionalnya. Hal-hal ini, lanjut Mahsyud, akan menjadi rencana pemerintah pusat yang akan dikolaborasikan dengan pemangku-pemangku kepentingan terkait. “Semua konsep pertahanan berbasis ekonomi tersebut dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan seluruh potensi wilayah Pulau Nipa.”

Bagaimana dengan tarif? Menurut Mahsyud, soal tarif menjadi hal yang sangat urgent dan sangat menentukan sebagai dukungan terhadap badan usaha pelabuhan untuk meningkatkan wilayah Pulau Nipa. “Kami bersama Kementerian Keuangan sudah memberikan penguatan dengan pemberlakuan tarif khusus di Pulau Nipa, jadi ada perbedaan dengan lokasi lain,” katanya.

  • Bagikan