BTM.CO.ID, BATAM – Ketua Gerakan Masyarakat Madani (GMM), Zulkifli Aka, menyimpan kegelisahan mendalam perihal Kampung Tua. Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam itu menyebut, sejak SK Walikota nomor 105 tahun 2004 tentang pengelolaan Kampung Tua dikeluarkan, Kampung Tua tak pernah sungguh-sungguh diurus dengan benar.
“Di era almarhum Datuk Nyat Kadir, masyakat Kampung Tua masih dilibatkan dalam pembangunan. Tapi sekarang hak-haknya dikebiri, legalisasi tersendat-sendat, penataan setakat janji manis, kerap tergadai atas nama investasi, bahkan identitas Madani terancam lenyap,” kata Zulkifli, kemarin (11/11).
Tak mau identitas Batam Bandar Madani itu lenyap, GMM yang dinakhodai Zulkifli Aka bersama Rumpun Khazanah Warisan Batam (RKWB) — organisasi yang concern terhadap isu-isu perjuangan 37 titik Kampung Tua di Batam — menyiapkan cetak biru penataan Kampung Tua ke depan.
Secara garis besar, tambah Zulkifli, ada tiga poin penataan Kampung Tua yang sedang disiapkan. Pertama, Kampung Tua sebagai destinasi wisata baru. Kedua, sebagai zona pertumbuhan ekonomi. Dan ketiga, sebagai tempat penelitian dan pelestarian budaya Melayu dalam arti yang luas.
“Tiga arah baru Kampung Tua itulah yang akan kita isi spirit Madaninya dengan program yang kami sebut SKSKM. Satu Kecamatan Satu Kampung Madani,” jelas Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Perbatasan Terpadu Kabupaten Anambas (STAI PADUKA) ini.
Zulkifli menambahkan, program ‘Satu Kecamatan Satu Kampung Madani’ bakal dijalankan dengan prinsip AKHLAK, yang merupakan akronim dari Aman, Ketertiban, Harmonis, Loyalitas, Agamis, dan Kreativitas.
Aman, atau rasa nyaman, adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Ketertiban menjadi ukurannya, di mana anak-anak Kampung Tua, misalnya, tak boleh pulang larut malam, tidak terjebak pergaulan bebas, terhindar dari pengaruh psikotropika dan sebagainya.
“Harmonis adalah guyub masyarakatnya, rukun, moderasi beragama dijunjung tinggi. Loyalitas merupakan wujud masyarakat yang loyal kepada pemimpin, pemimpin loyal kepada rakyat, anak loyal kepada orang tua, orang tua mengasihi yang muda, dan seterusnya. Sementara Agamis, sendi agama menjadi pondasi yang kokoh. Adapun Kreatif dimaksudkan masyarakat di 37 titik Kampung Tua dididik untuk produktif, bermental enterpreuneurship, tidak mengemis ke sana kemari,” urai Zulkifli.
Respon Cepat Amsakar Achmad dan Ansar Ahmad
Bak gayung bersambut, program-program baru penataan Kampung Tua yang dikumandangkan GMM dan RKWB tersebut direspon dengan cepat oleh Calon Walikota Batam nomor urut 2 Amsakar Achmad dan Calon Gubernur Kepri nomor urut 1 Ansar Ahmad.
Amsakar dan Ansar bahkan mengundang pengurus GMM dan RKWB dalam sebuah pertemuan silaturahmi di Aston Batam Hotel & Residences, Kampung Pelita, baru-baru ini.
Amsakar mengatakan, hati dan cintanya untuk Kampung Tua. Jangan diragukan. Hal ini ia tunjukkan bersama Bu Li Claudia saat paslon ASLI (Amsakar Achmad – Li Claudia) menandatangani komitmen prioritas pembangunan Kampung Tua di hadapan pengurus RKWB di MTC, Nongsa, akhir September lalu.
Komitmen itu tertuang dalam surat kesepakatan nomor 37/RKWB/IX/2024, ditandatangani Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra sebagai pihak pertama. Selanjutnya, H Machmur Ismail selaku Ketua Umum RKWB dan Muhammad Hasan Deny selaku ketua panitia disebut sebagai pihak kedua.
“Ada beberapa poin penting tertuang di situ, di antaranya ASLI berkomitmen mempercepat sertifikasi atau legalitas kampung tua untuk mendapatkan sertifikat hak milik (SHM) dengan mengoptimalkan tim yang sudah terbentuk berdasarkan filosofi “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”. Kemudian, ASLI berkomitmen untuk menghentikan penertiban PL dan HPL baru di semua Kampung Tua di Kota Batam,” tegas Amsakar.
Sementara itu, Ansar Ahmad menyampaikan tekadnya agar Kampung Tua kelak harus menjadi ikon tersendiri bagi Batam. Ia bersama Nyanyang Harris serta Amsakar dan Li Claudia akan berjuang sedaya upaya mewujudkan konsep yang diusung GMM dan RKWB.
“Saya sepakat, Kampung Tua harus didesain khusus sebagai destinasi wisata baru, dan setiap tahun mesti dianggarkan. Kampung Tua akan menjadi kampung supporting Batam, penyangga Batam, jangan sampai termarginalkan lagi. Tentu membangunnya bukan dengan kacamata kita, tapi kacamata konsultan, seperti yang sudah kami lakukan di Pulau Penyengat,” tegas dia. ( Btm /tim)