BTM.CO.ID, BATAM – Fary Djemi Francis, kader Partai Gerindra yang kini menjabat sebagai Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, merupakan sosok politisi berpengalaman dengan karier yang terus menanjak.
Pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, pada 7 Februari 1968 ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Komisi V DPR RI periode 2014-2019.
Selama menjabat sebagai Ketua Komisi V DPR RI, Fary Francis aktif terlibat dalam berbagai kegiatan strategis, salah satunya menghadiri Transit Oriented Development (TOD) Investment Forum 2024 di KBRI Tokyo bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Dalam forum tersebut, pemerintah menyatakan kesiapan memfasilitasi investasi pembangunan TOD di sepanjang jalur MRT sebagai solusi mengatasi kemacetan, polusi, dan kebutuhan transportasi berkelanjutan di Jakarta.
Fary juga pernah dipercaya menjalankan tugas dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat itu, yakni sebagai Komisaris Utama PT ASABRI. Kedekatannya dengan Prabowo Subianto menjadi salah satu faktor pendorong karier politiknya.
Hal ini terlihat dari berbagai kesempatan di mana Fary tampil bersama Prabowo, termasuk saat dirinya menerima buku langsung dari sang presiden.
Kini, sebagai Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemi Francis diharapkan dapat membawa kemajuan dan keterbukaan bagi BP Batam serta Kota Batam.
Fary Djemi Francis, Menjabat Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam
Perubahan kelembagaan ini didasarkan pada Peraturan Dewan Kawasan Batam Nomor 1 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kerja BP Batam, yang menetapkan bahwa jabatan Anggota/Deputi BP Batam setara dengan Eselon I atau jabatan pimpinan tinggi madya.
Dengan penguatan tersebut, BP Batam memiliki fleksibilitas lebih besar dalam mengambil kebijakan strategis guna menarik investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dengan ruang kebijakan tersebut, Menko Airlangga optimis Batam akan dapat bergerak dan bersaing dengan kawasan lain seperti kawasan di Malaysia, Singapura, ataupun Vietnam.
Menko Airlangga juga mendorong seluruh unsur Forkopimda di Provinsi Kepulauan Riau dan Kota Batam untuk dapat bekerja sama sehingga akan mampu mendukung Batam menjadi daerah pengembangan industri dan wisata, serta akan menjadi tujuan investasi baik dalam dan luar negeri.
Adapun para Anggota/Deputi BP Batam yang dilantik yakni sebagai berikut:
- Alexander Zulkarnain sebagai Deputi Bidang Administrasi dan Keuangan;
- Sudirman Saad sebagai Deputi Bidang Kebijakan Strategis dan Perizinan;
- Syarlin Joyo sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Lahan, Pesisir, dan Freklamasi;
- Fary Djemy Francis sebagai Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan;
- Ruslan Aspan sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang;
- Ariastuty Sirait sebagai Deputi Bidang Pelayanan Umum; dan
- Mouris Limanto sebagai Deputi Bidang Infrastruktur.
Lebih lanjut, Pemerintah juga menargetkan pengembangan Batam sebagai pusat investasi unggulan, termasuk mengembangkan kerja sama dengan China melalui skema Two Countries Twin Park (TCTP), yang akan dimulai dengan kerja sama pengembangan KEK Batang dan selanjutnya Batam.
Selain itu, Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa Batam dapat dikembangkan sebagai kawasan industri semikonduktor yang sangat strategis dalam mengembangkan industri nasional yang ekosistemnya telah dimiliki oleh Batam, seperti pengembangan kawasan digital dengan basis data center. Hal ini tentu akan memperkuat posisi Batam dalam industri teknologi global.
“Tentunya Batam telah memiliki kawasan digital berbasis data center. Kita berharap pengembangan kawasan Nongsa ini bisa diisi oleh salah satu investor yang sudah merencanakan investasi lebih dari dua billion dollars,” ujar Menko Airlangga di Jakarta Kamis. (13/3/2025)
Selanjutnya, Batam juga telah mengalami kemajuan yang siginifikan di bidang pariwisata. Oleh karena itu, Pemerintah melakukan upaya perluasan jalur penerbangan internasional yang tidak hanya untuk menarik turis dari Singapura dan Malaysia, tetapi juga dari Korea Selatan. Ke depan, Bandara Hang Nadim diharapkan dapat menjadi hub alternatif penerbangan internasional selain Singapura dan Kuala Lumpur.
“Tentunya Bandara Hang Nadim diharapkan bisa membuka jalur penerbangan lain, bukan hanya untuk manusia ataupun untuk turisme, tetapi juga untuk kargo. Jadi salah satu yang bisa mendorong perekonomian dan juga logistik,” pungkas Menko Airlangga. (Btm /ddr)